Ibadah Yang Sejati - Jurnal Kristen

Breaking

Recent Posts

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sabtu, 15 Oktober 2016

Ibadah Yang Sejati

Ayat Renungan Matius 6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

Baca Selengkapnya (Matius 6:1-18)

Yesus bukan hanya memperhatikan kehidupan sehari-hari dalam relasi dengan sesama, kehidupan ibadah pun Dia soroti dengan tajam. Yesus menuding kebiasaan ibadah yang pada hakikatnya bukan ibadah, tetapi pertunjukan kesalehan di hadapan orang lain. 

Tiga contoh kehidupan ibadah yang munafik yang dibongkar Yesus adalah sedekah, berdoa, dan berpuasa. Apa yang Yesus ajarkan mengenai ketiga hal ini? Pertama, ibadah tidak boleh didasarkan pada motivasi yang salah! Sedekah, berdoa, juga berpuasa tidak berarti apa-apa kalau bertujuan semata-mata untuk kepentingan diri sendiri (ayat Mat 6:2,5,16). Seharusnya, sedekah adalah sikap ibadah yang mengakui bahwa Allah adalah sumber berkat, dan kita adalah penyalur berkat-Nya. Berdoa dan berpuasa semestinya dilakukan sebagai sarana untuk kita mendekatkan diri pada Tuhan. 

Kedua, ibadah harus dilaksanakan untuk menyenangkan hati Allah. Dengan sedekah kita setuju akan kasih Allah kepada mereka yang tidak mampu. Doa yang Yesus ajarkan mengarahkan para murid untuk mengakui bahwa Allah adalah Bapa yang layak disembah (ayat Mat 6:9). Dia sumber segala sesuatu, termasuk kebutuhan jasmani (ayat Mat 6:11) dan rohani, yaitu pengampunan dosa (ayat Mat 6:12). Puasa adalah sarana mendekatkan diri pada Tuhan agar lebih mengerti kehendak-Nya yang spesifik dalam hidup kita. Ketiga, cara beribadah juga harus benar. Doa bukan mantra, melainkan berbicara dengan rendah hati kepada Allah. Sebab itu pengulangan kata atau kalimat tertentu agar doa lebih manjur tentu sangat keliru (ayat Mat 6:7). 

Kita perlu belajar memeriksa ibadah kita di bawah terang firman Tuhan karena terlalu sering ibadah yang suci ternodai oleh motivasi kita yang ingin dikenal sebagai orang saleh, dermawan, dst. Padahal ibadah sejati membawa kita lebih rendah hati karena menyadari segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Tuhan. Ibadah sejati pasti berujung pada ucapan syukur dan kesediaan serta tindakan berbagi berkat Tuhan untuk sesama. 


Mari bantu kami untuk menjangkau lebih banyak jiwa dengan menyebarkan tulisan ini Klik: Bagikan / Share. Terima kasih Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here