Sukses Sejati - Jurnal Kristen

Breaking

Recent Posts

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 15 September 2016

Sukses Sejati

Fenomena Sukses dikalangan orang percaya terkadang menjadi kontroversi, sebagian orang percaya meyakini bahwa Tuhan memanggil kita untuk diberkati dengan limpahnya, disisi lain orang mengidentikan bahwa kesuksesan berarti kaya-raya, banyak uang dan kemewahan lainnya. Benarkah demikian?

Alkitab dengan tegas menuliskan satu ayat mengenai uang yang seringkali menjadi polemik dikalangan orang percaya. 1 Timotius 6:10  Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Bertolak dari ayat inilah sehingga menimbulkan berbagai presepsi akan arti sukses itu sendiri, sebagian orang percaya langsung menarik kesimpulan bahwa setiap orang pengikut Kristus mestinya menghindari akan uang dan hidup memikul salib dalam pengertian hidup Kristen berarti hidup dalam penderitaan dan kesederhanaan.  

Kelompok lain juga menjadikan uang sebagai ukuran tingkat kerohanian sehingga menganggap semakin memiliki kekayaan itu berarti kehidupan kerohaniannya semakin benar dan berkenan. Dari polemik seperti inilah 1 Timotius 6:10 lebih memfokuskan pada pengertian “kejahatan ialah cinta uang”. Sukses bukanlah sekedar memiliki uang yang banyak dan kejahatan yang sebenarnya menurut ayat ini adalah perhatian hidup yang hanyalah terfokus pada uang dan mengabaikan cara yang benar dalam pengumpulan uang itu sendiri.

Ada 2 Pertanyaan yang seringkali diangkat dalam kehidupan sosial umat Kristen:
  • Apa sebenarnya arti sukses dalam kehidupan Kristen ?
  • Mungkinkah kita meraih sukses sekaligus menjalani hidup yang kudus?
Sebelum lebih lanjut kita melihat menggali kebenaran Alkitab dalam hal sukses, beberapa point penting yang harus kita ingat adalah kesuksesan adalah cara Allah mencukupi kebutuhan umat manusia dan uang bukanlah ukuran utama dalam kesuksesan.


Arti Sukses dalam kehidupan Kristen.
Mengartikan sukses bukanlah hal yang mudah berbagai bentuk pengertian akan kita dengar dari sumber dan profersi yang berbeda, seorang pelari akan mengartikan sukses sebenarnya jika mencapai garis finish paling depan, seorang mahasiswa mengartikan sukses jika meraih gelar, seorang ahli bedah akan megartikan sukses saat pasien yang dibedah selamat dan berbagai bentuk lainnya arti sukses.

Kesuksesan sejati dalam kehidupan Kristen dimulai dari bagaimana kita mendefinisikan arti sukses dan pemahaman kita lebih mendalam bagaimana Allah menghendaki kita untuk meraih sukses. Ya benar sukses dimulai dari cara kita berpikir.  Alkitab dengan jelas menuliskan fakta-fakta sejak awal (kitab Kejadian) Abraham diberkati dengan kelimpahan dan kekuasaan (Kej. Pasal 14 & 14), Ayub yang sangat kaya setelah berhasil melalui ujian tambah diberkati dengan berpuluh-puluh kali lipat dan umur yang panjang(Ayub 42:12-16) dan yang sangat fenomenal bahkan hingga saat ini adalah kekayaan Raja Salomo yang tak tertandingi(1 Raja-raja 3 & 4). Dari hal ini kita harus memahami bahwa kekayaan/uang hanyalah bagian kecil dari kesuksesan yang Allah persiapkan untuk kita yang percaya.

Sukses menurut Alkitab adalah “Menjadi orang yang kudus dan menaati segalah perintah Allah” (Mazmur 1:1-3). Sukses adalah keberhasilan yang terus menerus dalam menjadi orang “seperti yang dikehendaki Allah serta dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah Anda tetapkan dengan bantuan Allah”.
Menurut perspektif definisi ini, orang-orang yang tidak kudus tak mungkin meraih sukses sejati. Orang-orang  kudus bisa saja menimbun kekayaan materi, mencapai ketenaran tertentu, meraih sejumlah gelar atau penghargaan, meraih status sosial tertentu atau meraih kekuasaan politik, namun mereka yang tidak kudus ini tidak benar-benar sukses dalam hidupnya karena tidak menjadi orang seperti yang dikehendaki Allah. Mereka mencapai sasaran-saran mereka namun bukan sasaran-sasaran Allah. Orang yang tidak kudus mendefinisikan hidup mereka menurut nafsu mereka.

Dunia cenderung mengukur sukses menurut ketenaran serta kekayaan, Allah mengukur sukses menurut hubunganm karakter, serta ketaatan. Ia menghendaki kita sukses terlebih dulu dan terutama dalam hubungan kita denga-Nya, lalu dalam hubungan kita dengan orang lain, lalu dalam panggilan hidup serta pelayanan kita.

Orang kudus yang sukses pasti mengalami produk sampingan berupa kekayaan, ketenaran, dan status, namun semuanya ini bukanlah sasaran dan tujuan utama, melainkan hanya produk sampingan serta berkat yang Tuhan berikan.

Sukses Sekaligus Menjalani Hidup Yang Kudus
Kesuksesan dengan kehidupan yang kudus akan sangat berat dan hampir tidak mungkin dijalani ketika definisi sukses sejak awal telah salah diartikan, lewat Alkitab kita telah membaca cerita sukses dari orang-orang yang dipanggil dan dipilih Allah (Abraham, Ayub dan Salomo). Mereka semua sukses dan memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar sepanjang masa, kesuksesan mereka dimulai dari ketekunan dan prinsip hidup yang takut akan Tuhan.

Ketika kita memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan, Dia memiliki komitmen akan kesuksesan kita. Orang mungkin bertanya bagaimana saya mengetahuinya? Saya percaya ada tiga bentuk bukti utama:
Pertama, Allah telah memberi kita semua prinsip-prinsip sukses sejati dalam Firmannya. Ia Telah memberi tahu caranya untuk meraih sukses.
Kedua, Allah telah menanamkan diri setiap orang, hasrat untuk meraih sukses.
Ketiga, Allah telah memberi setiap orang  talenta serta karunia yang jika dikembangkan serta digunakan, akan mendatangkan sukses.
Dari penjelasan diatas kita semestinya memahami bahwa Allah memanggil kita untuk diberkati dan menjadi kepala dengan memiliki kehidupan lebih dari seorang pemenang(Winning Spirit). Dia tidak menghendaki umatnya hidup miskin dan meminta-minta namun Tuhan memiliki komitmen terhadap kesuksesan kita disaat kita mampu hidup berkenan, kudus dan merenungkan firmanya setiap hari.

Renungkan: Mazmur 1:1-3
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

“Kesuksesan sejati adalah menjadi seperti yang DIA ingini”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here