Mazmur 1:1-2 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Baca Selengkapnya: Mazmur 1
Banyak orang mau melakukan apa saja asal hidupnya bahagia, puas dan tenteram. Maka, tidak heran anak-anak muda lari ke narkoba, seks bebas; orang-orang yang lebih tua menyibukkan diri dengan mencari harta dan kuasa; orang lain mencari agama-agama, kebatinan, apa pun yang dapat menenteramkan hati. Tetapi, mereka yang memilih hal-hal tadi akhirnya harus mengakui bahwa kenikmatan bertolak belakang dengan kebahagiaan. Jadi, adakah pilihan yang tepat?
Mazm 1 memberikan jawabannya. Secara negatif, kebahagiaan tidak didapat dari perbuatan fasik/berdosa (ayat Mazm 1:1). Maka, orang yang mau berbahagia harus menjauhi semua hal yang membawanya berdosa. Jikalau tidak, kehidupan berdosa akan membawa kegagalan hidup (ayat Mazm 1:4), dan akhirnya kebinasaan (ayat Mazm 1:6b). Sebaliknya, secara positif, kebahagiaan hanya didapatkan di dalam hidup sesuai dengan firman Tuhan (ayat Mazm 1:2). Orang yang hidup seturut firman- Nya akan diberkati dengan keberhasilan (ayat Mazm 1:3) dan Tuhan berkenan kepadanya (ayat Mazm 1:6a). Namun, lebih penting dari semuanya itu, orang demikian dijamin penuh oleh sang sumber hidup sendiri (ayat Mazm 1:3).
Hidup bahagia itu tumbuh melalui rangkaian pilihan dan keputusan yang membentuk kebiasaan seumur hidup. Hal menghindari dosa dalam segala bentuknya itu, juga hal mengasihi dan menyimpan firman dalam hati. Sudah tiga hari dari tahun baru ini kita jejaki; apakah kita sedang membangun hidup melalui pilihan- pilihan dan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita hidup mesra serasi dengan Tuhan? Kita tidak perlu merasa bahwa perjuangan rohani itu berat, sebab Tuhan Yesus telah memasuki sejarah manusia, membuka jalan dan memberi teladan tentang hidup demikian.
Renungkan: Pilihan kebahagiaan adalah tanggung jawab kita sendiri. Allah menyediakan jalannya, tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menjalani kehidupan ini menurut kehendak-Nya. Keputusan ada di tangan kita.
Mari bantu kami ambil bagian dengan menyebarkan renungan ini dengan Klik: Bagikan / Share. Terima kasih Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar