Sebelum kesusahan | Menyimpang dan tidak perduli (ayat 67a) |
Selama kesusahan | Belajar dan bertobat (ayat 71, bandingkan juga ayat 59) |
Selama kesusahan kita perlu: | (1) Mengetahui penyebabnya sebisa mungkin (Apakah karena sesuatu yang saya perbuat?) (2) Mengetahui maksudnya (Apa yang ingin Allah inginkan bagi hidup saya dan orang lain?) (3) Menentukan penyelesaiannya (Cara yang diinginkan Allah dalam menghadapinya?) |
Setelah kesusahan | (1) Menyadari dan berubah (ayat 67b, 97-102) (2) Kelegaan dan penilaian (ayat 65, 72) |
Penderitaan itu sendiri tidak menghasilkan iman dan kedewasaan. Penderitaan hanya sarana yang Allah gunakan untuk membawa kita kepadaNya supaya kita bisa peka terhadap Dia dan FirmanNya. Penderitaan menuntut kita meninggalkan kepercayaan pada diri sendiri menuju kehidupan iman dalam kekeuatan Tuhan. Penderitaan menyebabkan kita menempatkan prioritas. Sesungguhnya, Firman Tuhan dan Roh Allah saja yang menghasilkan iman dan kedewasaan dalam seseorang menjadi seperti Kristus (Maz. 119:67, 71).
Yakobus 1:2-4; 1 Petrus 1:6-7: Kata kuncinya adalah “membuktikan kemurnian imanmu.” “Bukti” dalam bahasa Yunaninya dokimion yang meliputi konsep ujian yang memurnikan, yaitu bukti yang dihasilkan setelah ujian. Tuhan menggunakan cobaan untuk menguji iman kita dalam arti memurnikan, membawanya ke permukaan, supaya kita menerapkan iman kita.
Sumber: Bible.org
Baca Juga : 10 ALASAN UNTUK MEMPERCAYAI ALLAH YANG MENGIJINKAN PENDERITAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar