Rancangan Damai Sejahtera - Jurnal Kristen

Breaking

Recent Posts

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 07 November 2016

Rancangan Damai Sejahtera

Firman Tuhan Hari ini:
Yeremia 29:11  Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.


Baca Selengkapnya: Yeremia 29:1-14

Nubuat palsu Hananya berdampak luas. Bukan saja orang Yehuda yang masih tersisa di tanah Babel, tetapi juga mereka yang telah tertawan di Babel bisa berharap bahwa Babel akan segera tumbang. Untuk menangkal pengaruh nubuat palsu itu, Yeremia kembali menyampaikan pesan yang benar-benar serasi dengan hajaran Allah terhadap Yehuda dengan membuang mereka ke Babel.

Pembuangan ke Babel adalah final, Yehuda akan diam di sana selama tujuh puluh tahun (8-10). Yeremia meyakinkan umat di pembuangan untuk menerima situasi mereka dengan percaya bahwa hal itu adalah rancangan damai sejahtera Allah untuk mereka bukan rancangan mencelakakan (11). Hanya dengan menerima hajaran Allah untuk menuntun mereka kepada pertobatan, mereka dapat kembali merasakan tangan kasih dan penyertaan-Nya (12-13). Mereka akan mengalami pemulihan yang berasal dari Allah sendiri (14).

Oleh karena rancangan-Nya adalah untuk kesejahteraan mereka, maka mereka pun dipanggil untuk menjadi alat Allah menyejahterakan lingkungan mereka (5-7). Dengan demikian melalui peristiwa pembuangan Babel, umat Tuhan dikembalikan kepada misi semula. Misi yang telah dicanangkan Tuhan bagi Israel sejak di kaki Gunung Sinai ( Kel 19:5-6), yaitu menjadi model bangsa yang kudus dan menjadi imam bagi bangsa-bangsa lain. Di Babellah umat pembuangan menjadi model bagi lingkungan mereka bagaimana beribadah dan hidup suci di hadapan Allah.

Di mana pun Tuhan tempatkan kita berada, kita dipanggil untuk menyaksikan Kristus melalui hidup kita. Semakin kurang nyaman lingkungan kita, seperti di perantauan, di tengah-tengah masyarakat yang berbeda agama, atau dalam lingkup orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai keuntungan, seharusnya semakin hidup kita merefleksikan karakter Allah: kudus, adil, dan kasih.

Renungkan:allah hadir di mana pun di muka bumi ini maka, kita pun dipanggil menjadi saksi-Nya di mana saja.


Mari bantu kami ambil bagian dengan menyebarkan renungan ini dengan Klik: Bagikan / Share. Terima kasih Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here